Monday, September 16, 2013

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR )

A. Sejarah
            Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR ) atau IUCD mempunyai sejarah perkembangan yang panjang sebelum generasi ke III dengan keamanan, efektifitas dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan batu-batu kecil ke dalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. pengetahuan ini digunakan oleh khalifah dalam perjalanan panjang ke gurun pasir sehingga onta-onta tidak hamil.
            Richer dari Polandia 1909 membuat AKDR dari benang sutra tebal yang dimssukkan ke dalam rahim. Pada tahun 1930 Grafenberg dari Jerman membuat cincin dari benang sutra dan perak untuk menghindari kehamilan dengan hasil yang memuaskan. Pada tahun 1959 Oppenheimer dan ishimaka mengemukakan hasil yang memuaskan terhadap 1.500 sampai 2.000 wanita yang memakai cincin Grafenheimer. Otta dari Jepang pada tahun 1959 membuat AKDR dari ahan plastic dengan hasil yang cukup memuaskan yang disebut Ottaring.
            Pengetahuan tentang desinfektan dan sterilisasi belum memuaskan hingga banyak dijumpai infeksi alat kandungan. Di Indonesia telah banyak dicoba AKDR generasi kedua seperti spiral Margulis, Lippes Loop, AKDR M (metal) dengan hasil yang baik. Telah dikembangkan AKDR generasi ketiga yang mengandung Cu atau hormonal diantaranya Seven cupper, Multiload, Cupper T 380, Medosa, dan Progestasert ( AKDR dengan progesterone ). BKKBN menggunakan Cupper T 380 A sebagi standar yang telah dibuat oleh PT kimia Farma.
B. Mekanisme kerja AKDR Sebagai Alat Kontrasepsi
            Bagaimana sebenarnya kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi cara kerjanya bersifat local.
Mekanisme kerja local AKDR sebagai berkut :
1.      AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbulnya leukosit, karifag, dan limfosit
2.      AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa.
3.      Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokist mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokist tidak mampu melaksanakan nidasi.
4.      Ion Cu yang dikeluarkan dari AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakn konsepsi. Mekanisme kerja yang pasti belum diketahui dan masih dalam penelitian.

C. Keuntungan AKDR
1.      Dapat diterima oleh masyarakat dengan baik,
2.      Pemasangan tidak memerlukan teknis medis yang sulit.
3.      Kontrol medis yang ringan.
4.      Penyulit tidak terlalu berat.
5.      Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik.

D. Kerugian AKDR
1.      Masih tejadi kehamilan dengan AKDR in situ.
2.      Terdapat perdarahan : spotting dan menometroragia.
3.      Leokorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah.
4.      Dapat terjadi infeksi.
5.      Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik.
6.      Tali AKDR menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.

E. Waktu Pemasangan AKDR
1.      Bersamaan dengan menstruasi.
2.      Segera setelah bersih menstruasi.
3.      Pada masa akhir puerperim.
4.      Tiga bulan pascapersalinan.
5.      Bersamaan dengan seksiosesarea.
6.      Bersamaan dengan abortus dan kuretase.
7.      Hari kedua-ketiga pascapersalinan.

F. AKDR tidak dapat dipasang
            AKDR tidak dapat dipasang pada keadaan :
1.      Terdapat infeksi genetalia
·        Menimbulkan eksaserbasi infeksi
·        Keadaan patologis local; frungkle, stenosis vagina, infeksi vagina.
2.      Dugaan keganasan serviks
3.      Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas.
4.      Pada kehamilan terjadi abotus, mudah berforasi, perdarahan, infeksi.

G. Teknik Pemasangan AKDR
1.      Persiapan pemasangan AKDR
a)      Penderita tidur terlentang di meja ginekologi
b)      Vulva dibersihkan dengan kapas lisol, betadine, hibiscrube atau lainnya.
c)      Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar dan arah rahim
d)      Duk steril dipasang di bawah bokong.
e)      Spekulum cocor bebek dipasang, sehingga servik tampak.
f)        Servik-portio dibersihkan dengan kapas betadine atau lisol atau lainnya.
g)      Dilakukan sodage untuk menentukan dalam-panjang rahim dan arah posisi rahim.

2.      Persiapan dan pemasangan AKDR
a)      Jenis Lippes loop
·        Lippes loop dimasukkan ke dalam introdustor dari pangkal sampai mendekati ujung proksimal.
·        Tali AKDR dapat dipoog dahulu sesuai dengan keinginan atau dipotong kemudian setelah pemasagan.
·        Introdustor AKDR dimasukkan ke dalam rahim sesuai dalamnya rahim.
·        Pendorong AKDR dimasukkan kedalam introduser untuk mendorog sehingga lippes loop terpasang.
·        Setelah terpasang maka intriduser dan pendorongnya ditarik bersama.
·        Tali AKDR dapat diptong sependek mugkin untuk menghindari infeksi.

**GoodLuck**