Tuesday, December 20, 2011

Ulkus Portio


1. Pengertian
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah
dengan batas tidak jelas pada sotium uteri eksternum .
2. Etiologi
Penggunaan IUD, pemakaian pil, perilaku seksual yang tidak sehat, trauma.
3.Patofisiologi
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar
misalnya IUD.
IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca,
kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi
membaran sel dan terjadilah erosi portio.
Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga
menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya
menjadi ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik
sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan
kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian ulkus portio
itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase
keganasan leher rahim.
4. Gejala
a. Adanya fluxus
b. Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
c. Adanya kontak bloding
d. Portio teraba tidak rata
5. Komplikasi
a. Terjadi keganasan
6. Penanggulangan
a. Membatasi hubungan suami istri
b. Menjaga kebersihan vagina
c. Lama pemakaian IUD harus diperhatikan
7. Efek samping penggunaan IUD dan penanggulangannya
a. Infeksi
1.) Gejala :
· Keluarnya cairan putih yang baru
· Nyeri perut bagian bawah
· Suhu ≥ 37ÂșC
2.) Penyebab
Akibat dari pemasangan tidak sesuai dengan standar baku dan tidak steril.
Partner seksual yang banyak dan lama pemakaian IUD.
3.) Penanggulangan
· Saling setia pada pasangannya
· Lama pemakaian IUD harus diperhatikan
· Pengobatan dengan albotyl vagina 1x selama satu minggu.
b. Keputihan
1.) Gejala :
Keluarnya cairan jernih, tidak berbau dan tidak ada gatal dari vagina
2.) Penyebab
Karena adanya reaksi endometrium.
3.) Penanggulangan
· Menjaga kebersihanvagina agar tidak lembab
· Sering kontrol, jangan kalau ada keluhan saja
· USG
· Pengobatan dengan albotyl 36 % nystatisn 1x / minggu.
c. Ekspulsi
1.) Gejala
· Nyeri pada keluhan
· Terabanya bagian IUD di dalam vagina.
2.) Penyebab
· Karena ukuran IUD yang tidak sesuai
· Karena letak IUD yang tidak sempurna.
3.) Penanggulangan
· Melepas IUD
· Pemasangan yang sesuai standar
· Ukuran IUD disesuaikan dengan ukuran uterus.
d. Translokasi IUD
1.) Gejala
· Klien merasakan rasa nyeri yang hebat pada waktu pemasangan
· Klien tampak menyeringai.
2.) Penyebab
· Pemasangan yang sulit sehingga dilakukan pemaksaan
· Pemasukan inserter dengan arah yang salah
· Teknik pemasangan IUD dengan push ini.
3.) Penggulangan
· Kolaborasi dengan dokter untuk USG
· Angakat IUD dengan laparotomi.
e. Rasa mules / nyeri / kram perut bawah
1.) Gejala
· Nyeri / mules / sakit pinggang terutama pada hari pertama sesudah
pemasangan
· Wajah klien menyeringai
· Nyeri tekan pada atas sympisis pada adneksa.
2.) Penyebab Psikis.
· Letak IUD yang tidak tepat
· IUD merangsang pembentukan prostaglandin pada waktu haid.
3.) Penanggulangan
· Beri konseling pada akseptor
· IUD dilepas bila nyeri hebat
· Beri antibiotik 3x 500 mg/hr selama 1 minggu.
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Tanggal :-- Jam: -WIB
I. Data Subyektif
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. W
Umur : 35 tahun Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Bangsa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds.z Alamat : Ds.
Telp. : - Telp. : -
B. Anamnesa
1. Alasan Kunjungan : Pertama / Rutin / Ada Keluhan
2. Keluhan yang dirasa : ibu mengatakan keluar flek darah dan keluar keputihan
agak banyak, berbau, gatal.
3. Riwayat Mentruasi
1. Menarche : 13 th
2. Siklus : 28 hari
3. Teratur / Tidak : Teratur
4. Lamanya : 6 – 7 hari
5. Banyak : 3-4 pembalut / hari
6. Sifat : Merah tua, encer tidak bergumpal, anyir
7. Dismenore : Tidak ada
4. Keikutsertaan dalam KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anaknya yang pertama ibu memakai KB suntik 1
bulan, kemudian ibu berhenti menggunakan KB suntik 1 bulan sejak 2 minggu terakhir dan
memakai KB IUD selama 1 minggu, saat ini ibu mengeluh keputihan, warna putih jernih,
tidak gatal dan tidak bau, dan keluar flek-flek
1. Cara KB terakhir
Ibu mengatakan terakhir menggunakan IUD.
2. Jumlah anak hidup
Laki-laki : 1 orang hidup umur 3 tahun
3. Jumlah anak lahir hidup kemudian meninggal Laki-laki dan Perempuan
1. Apakah ibu sedang menyusui
· Ibu mengatakan tidak sedang menyusui
2. Pengetahuan ibu tentang metode KB
· Ibu mengatakan hanya mengetahui metode KB pil, suntik dan IUD.
3. Kebiasaan-kebiasaan merokok : Tidak ada Sejak kapan
1. Riwayat pernyakit yang diderita
Ibu mengatakan tidak ada penyakit kronis atau menahun seperti jantung, ginjal
dan paru-paru. Tidak memiliki penyakit penular seperti TBC, thypoid, Hepatitis dan
HIV/AIDS serta tidak terdapat riwayat penyakit keturunan seperti DM, Asma ataupun
HT.
II. Data Obyektif
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Apatis
Cara berjalan : Gontai
Postur tubuh : Tegak
Ekspresi wajah : Kesakitan
Status emosional : Labil
TB/BB : 157 cm/55 kg
2. Tanda-tanda Vital
T = 160/120 mmHg
S = 378° C
N = 96x/mnt
RR = 18x/mnt
3. Pemeriksaan Fisik
· Muka : Bersih, pucat, tidak oedem, tidak ada chloasma.
· Mata : Simetris, palpebra tidak oedem, sklera tidak ikterus, conjunctiva
pucat.
· Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret,
tidak ada polip.
· Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen , daun telinga tidak ada
kelainan.
· Mulut : Bersih, lidah bersih, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries gigi.
· Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada bendungan V.
Jugularis.
· Mammae : Bersih, Simetris ka/ki , pembesaran : ada, Konsistensi :
Tegang. Massa abnormal (-), Putting susu ka/ki menonjol, terdapat
pengeluaran colostrum, Hyperpigmentasi areola ka/ki (-), puting susu
normal.
· Dada : Simetris, tidak ada retraksi interkosta.
· Abdomen : Bersih, massa abnormal (-), nyeri tekan (+), Tidak ada bekas
luka operasi, Bising usus terdengar.
· Genetalia :Inspeksi genetalia eksterna : kotor, terdapat pengeluaran darah,
Tidak oedem, tidak ada varices, terdapat flour albus berbau, perih, warna
keju.Palpasi kelenjar bartolini : tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholmi.
· Anus : Bersih, tidak ada haemorroid.
· Ekstremitas (at/bw) : Simetris, tidak oedema, tidak ada varices.
4. Pemeriksaan Khusus (Untuk IUD)
5. Inspekulo ( pemeriksaan dengan speculum) :
1. Terlihat benang IUD ± 3 cm didepan portio.
· Adakah lesi pada serviks : ada dengan batas tidak jelas
· Apakah keputihan / spoting : ada, berbau, perih/gatal, berwarna kuning
keju.
· Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas.
2. Bimanual
· Gerakkan serviks bebas
· Tidak ada tanda-tanda kehamilan.
· Ante fleksi
· Tidak nyeri goyang pada adneksa.
· Pemeriksaan lab tidak dilakukan
III. Identifikasi Diagnosa, Masalah, dan Kebutuhan
Diagnosa : Akseptor IUD (CuT 380A) 1 minggu dengan ulkus porsio
k/u kurang baik.
Masalah : anemia. nyeri abdomen. ibu mengeluh perih pada vagina
IV.Tindakan segera dan kolaborasi
Rujuk
V. Rencana Manajemen
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu yang
kurang saat ini.
2. meningkatakan pengetahuan ibu dan keluarga tentang kondisi kesehatan ibu saat
ini.
3. Ajak diskusi keluarga mengenai (baik/buruknya) alternative tempat rujukan yang
dituju
4. Lakukan kolaborasi dengan tempat rujukan yang dituju
5. Pasang Infus RD5%
VI.Implementasi
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
yang kurang saat ini.
2. Meninformasikan pengetahuan ibu dan keluarga tentang kondisi kesehatan ibu
saat ini.
3. Mengajak diskusi keluarga mengenai (baik/buruknya) alternative tempat rujukan
yang dituju
4. Melakukan kolaborasi dengan tempat rujukan yang dituju
5. Memasang Infus RD5%
VII.Evaluasi
Keadaan umum : Baik
1. Ibu mengetahui keadaan dirinya.
2. Ibu mengetahui resiko resiko yang terjadi
3. Ibu mau untuk melakukan pengobatan untuk rujukan ke tempat yang lebih
memadai.

**GoodLuck**